Keprihatinan Pemerhati Lingkungan Atas Pemindahan Pohon Ki Tambleg
Senin, 30 Desember 2013
1
komentar
Salam sejahtera kawan,
Terima kasih Ary untuk mulai menyuarakan masalah ini di forum.
Saya ingin meluruskan beberapa hal seperti berikut di bawah ini ;
-Sampai pada saat ini saya belum pernah melihat ketertarikan IPB untuk ikut menyelamatkan species langka ini secara resmi, saya yakin karena mereka memilih untuk lebih berhati hati dalam pelaksanaannya.
Awalnya adalah saya dan beberapa kawan sesama pemerhati dan penggemar tanaman merasa beruntung oleh ajakan dari seorang sahabat baik saya yang bernama Iwan untuk melihat langsung salah satu species pohon Baobab yang tumbuh di beberapa tempat di Indonesia, khususnya di pulau Jawa beberapa tahun yang lalu. Semua foto yang telah ditampilkan adalah pohon Baobab ( genus Adansonia Digitata ) berlokasi di sebuah desa di Subang seperti yang telah diceritakan oleh Ary.
Beberapa minggu yang lalu saya sangat senang karena majalah Trubus telah menerbitkan edisi yang memuat tentang keberadaan species ini di Subang. Diikuti oleh informasi yang saya terima bahwa pihak Rektorat Universitas Indonesia menyatakan minatnya untuk "Menyelamatkan" kelangsungan hidup dari beberapa pohon yang ada untuk dapat dipindahkan ke lokasi kampus mereka sehubungan dengan kegiatan penanaman species langka yang dimotori oleh seorang Rektor . Terus terang saya merasa gembira atas berita ini karena menurut pengamatan kami pantas untuk dapat dilaksanakan mengingat kondisi yang cukup beralasan yaitu semakin besarnya faktor kebersinggungan mereka dengan kegiatan/aktifitas/pembangunan masyarakat karena letaknya yang berada tepat di pinggir jalan utama desa. Fakta yang kami dapat dari sisa2 pemotongan dahan bahkan percobaan penebangan memang mendukung pendapat kami di atas ( ada 3 pohon di pinggir jalan dari keseluruhan 9 pohon yang sudah kami liat di lokasi ). Harapan kami cukup besar karena keyakinan kami atas minat dari sebuah institusi akademis besar yang akan melakukannya dengan baik dan benar mengingat tingkat kesulitan yang sangat tinggi yang berkaitan dengan pemindahan pohon2 berukuran besar dan berumur cukup tua.
Kemarin ( 27 agustus 2010) saya menyempatkan diri untuk ikut menyaksikan pelaksanaan kegiatan tersebut. Hal yang saya temukan sangatlah berlawanan dengan harapan saya sbb;
- Tidak adanya tata cara pelaksanaan yang baik dan benar alias tanpa perencanaan yang matang.
- Tim mereka hanya bekerja untuk mengejar target penanaman kembali di lokasi sekitar Kantor Rektorat UI sebelum Lebaran. Kaget betul saya dibuatnya.
- Dari pembicaraan yang terdengar bahkan mereka tidak benar2 faham akan arti "Penyelematan)" dengan keputusan untuk memindahkan beberapa pohon yang sehat-bahagia serta tumbuh sempurna tanpa gangguan yang berarti selama puluhan bahkan mungkin ratusan tahun di tengah areal perkebunan. Menurut saya ini adalah sebuah perampokan terbuka atas hak masyarakat setempat yang telah menjaga keberadaan pohon2 ini secara turun temurun bersama juga bantuan dari pihak perkebunan tebu setempat dari tangan2 jahil yang telah berusaha berkali-kali untuk mencuri baik pohon ataupun dahan yang dipotong untuk diperbanyak dengan tujuan komersil. Yang pantas untuk diselamatkan dengan rencana pemindahan ini adalah 3 pohon yang terletak tepat di pinggir jalan.
- Ketika tim tersebut menentukan pohon yang mana yang akan dibongkar saya dibuat lebih kaget dan marah karena hanya 1 dari 3 pohon yang pantas untuk "diselamatkan" terpilih untuk dipindahkan. Satu lainnya dari 2 pohon yg akan dilaksanakan pemindahannya adalah salah satu dari 6 pohon yang tumbuh sempurna di atas areal perkebunan tebu. Lebih marah lagi ternyata mereka menentukan pohon lainnya setelah memerintahkan penggalian pada 1 pohon dengan memakai peralatan yang tidak pantas karena menyalahi pakem. ( gali dulu abis itu teriak seperti anak kecil " eh ga jadi deh, yang itu aja tuh kayaknya lebih bagus" ). Astaga....! Udah luka nih yang ini, gara2 pacul tenaga cabutan yang sama sekali tidak tahu bagaimana kita harus menjaga betul kondisi akar2 yang terpotong ! Sedih, marah dan kecewa karena kami dianggap sebagai penggangu padahal kami hanya betul ingin menyaksikan pelaksanaan ini berdasarkan kepedulian dan cinta kami atas species langka ini, bukan maksud lain ! Akhirnya mereka mulai ramai berdiskusi tentang bagaimana cara pencabutan dan pengangkatan pohon yang mereka sendiri tidak tahu berat bobotnya ! apalagi mereka juga tidak tahu akan pengetahuan dasar karakter pohon ini seperti kadar air yang tersimpan di batangnya yang luarbiasa besarnya sehingga kalau serat batang/cellulose kambium sampai terluka parah maka pohon akan mati membusuk secara perlahan dari dalam. Celaka, mereka tetap melaksanakannya karena dikejar target sebelum lebaran kata pak Komandan Tim dengan pongahnya sambil senyum2 ga lucu minta ditabok (untung puasa, batal juga kali ya gara2 nahan marah dan mencoba untuk tersenyum terus nih). Total Madness of Overblown Human Ego yang cenderung menggampangkan sesuatu yg usianya lebih tua dari kakek mereka sendiri...!
- Kegiatan mereka berhenti hanya karena mereka akhirnya bingung untuk melaksanakan apalagi setelah beberapa pengambilan keputusan secara spontan tanpa ada pengetahuan yang cukup dan membiarkan 2 pohon yang sudah mereka lukai ( baca "amputasi" ). Mereka akan meneruskan kegiatan ini pada pagi hari ini 28 agustus 2010 dengan target membawa ( baca " 1 pohon yang memang pantas untuk diselamatkan + 1 pohon rampokan dengan kondisi luka parah dan meninggalkan 1 pohon terluka parah terbengkalai tanpa perawatan khusus ) selama 3 hari sehingga akan sampai di halaman kantor Rektorat UI pada hari Selasa siang/sore tanggal 31 agustus 2010.
- Puncak kemarahan saya adalah ketika saya mendengar bahwa mereka akan meneruskan pemindahan pohon2 lainnya di masa depan.
Sempat saya berbincang sebentar dengan direktur perkebunan tebu itu yang dengan nada sedihnya menyatakan keprihatinannya. Saya tahu bahwa ia hanya menuruti perintah pak Boss tanpa bisa melawan meskipun tidak menyatakannya secara eksplisit.
Kawan semua, saya menghimbau untuk ikut mencegah kegiatan yang mulanya terdengar baik ( "Penyelamatan spesies pohon langka" ) yang berubah menjadi kegiatan sembrono dan asal2an yang dilakukan oleh kalangan akademis. Hal ini untuk saya pribadi adalah sebuah pemandangan menjijikkan yang dilakukan oleh manusia yang seharusnya lebih berhati hati atas ciptaan Tuhan yang luar biasa ini.
Please help, I'm really tired, sicked, worried and totally outraged by these unacceptable-ignorant acts.
Terima kasih banyak atas perhatiaannya
PS : mereka juga masih bingung mau ngangkat pake crane ukuran berapa ton karena belum bisa memperkirakan bobot-mati si pohon. Juga mereka masih bingung mau lewat route jalan mana ( pintu tol mana yang cukup untuk dilewati pohon seukuran itu ). Rupanya mereka penganut aliran " Gimana nanti aja deh, pokoknya udah mulai harus keliatan kerja aja "
Ampuuunnn.....!
Sumber: Eko Wardhana
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Keprihatinan Pemerhati Lingkungan Atas Pemindahan Pohon Ki Tambleg
Ditulis oleh Baobab Indonesia
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://baobab-subang.blogspot.com/2013/12/keprihatinan-pemerhati-lingkungan-atas.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Baobab Indonesia
Rating Blog 5 dari 5
1 komentar:
Lalu pada akhirnya mereka mengangkat pohon baobab ini dari salah satu desa di subang ini menggunanakan apa? Dan menggunakan jalur mana?
Posting Komentar